Enak dan Tidak Enak Jadi Keturunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam

Enak dan Tidak Enak Jadi Keturunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam

Akhukum Fillah;

Abdullah Saleh Hadrami

Nasab mulia adalah dambaan setiap insan, dan nasab paling mulia adalah nasab Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Memiliki nasab bersambung sampai kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam adalah kemuliaan, namun juga tanggung jawab yang amat sangat besar.

Al-Imam Al-Alusi, Syihabuddin Mahmud bin Abdillah Al-Husaini Al-Alusi Rahimahullah (wafat 1270 H / 1854 M) dalam tafsirnya, Ruhul Ma’ani Fi Tafsiril Qur’anil Adhim Wa As-Sab’il Matsani, ketika menjelaskan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 30-31, beliau menukil ucapan salah satu cicit Nabi, yaitu Al-Imam Ali Zainal Abidin Radhiyallahu ‘Anhu ketika ada orang yang berkata kepada beliau:

“Sesungguhnya kalian Ahlul Bait (keluarga Nabi) sudah terampuni (dosa-dosa) kalian”.

Beliau Al-Imam Ali Zainal Abidin Radhiyallahu ‘Anhu marah mendengar kata-kata seperti itu, dan menjawab:

“Sangat layak bagi kami (Ahlul Bait / keluarga Nabi) untuk berlaku bagi kami apa yang telah Allah perlakukan bagi istri-istri Nabi, dari pada seperti apa yang kamu katakan itu. Sesungguhnya kami memandang orang yang berbuat baik dari kami (Ahlul Bait / keluarga Nabi) mendapatkan pahala dua kali lipat, dan orang yang berbuat buruk dari kami (Ahlul Bait / keluarga Nabi) mendapatkan hukuman dua kali lipat. Kemudian beliau membacakan ayatnya;

“Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.

Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.”

Ternyata nasab bersambung kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam itu sangat berat konsekuensinya dan harus siap mempertanggungjawabkannya dunia akhirat.

Baca juga;

Beratnya Menjadi Keturunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam

http://www.hatibening.com/2016/05/beratnya-menjadi-keturunan-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-ala-alihi-wa-sallam/

Semoga bermanfaat

Malang, Senin 28 Jumadal Akhirah 1443 / 31 Januari 2022

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.