Pelajaran dari Perjalanan ke Jepang 2017; Wisata Kuliner Halal di Tokyo (bag 3)
Pelajaran dari Perjalanan ke Jepang 2017; Wisata Kuliner Halal di Tokyo (bag 3)
Setiap negara atau daerah pasti mempunyai peraturan dan tata tertib yang dibuat oleh penyelenggara negara atau daerah tersebut demi kemaslahatan pribadi dan masyarkat. Jika kita melanggar pasti ada konsekuensi hukumnya.
Demikian pula setiap agama pasti mempunyai aturan-aturan dan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh pencipta agama tersebut, yaitu Allah Yang Maha Mengetahui, demi kebaikan semua makhluk. Setiap hamba yang taat kepada Allah pasti menerima dengan ikhlas dan lapang dada apapun keputusan Allah ketika menetapkan syari’atNya. Jika ada yang melanggar pasti ada konsekuensi hukumnya di dunia dan di akhirat.
Makanan dan minuman adalah termasuk permasalahan yang telah Allah tentukan halal haramnya. Sebagai orang beriman tentu kita berusaha mengkonsumsi yang halal dan menghindari yang haram. Kita yakin bahwa semua ketetapan Allah pasti mengandung hikmah dan tujuan mulia untuk kebaikan makhlukNya.
Tinggal di negri minoritas muslim tentu tidak sama dengan tinggal di negri mayoritas muslim yang begitu mudah mendapatkan makanan dan minuman halal seperti di Indonesia misalnya.
Tinggal di negri minoritas muslim menjadikan kita harus lebih waspada dan hati-hati ketika harus membeli makanan dan minuman. Kita harus bisa memastikan bahwa yang kita beli itu halal dan bukan haram.
Pada hari Jum’at 10 Dzulhijjah 1438 atau 01 September 2017 setelah shalat Jum’at di Tokyo Camii Mosque kami masuk ke sebuah minimarket dekat masjid tersebut untuk membeli makanan dan minuman ringan.
Bersama kami saat itu teman-teman yang shalih insya Allah yang tinggal negri Jepang untuk study dan mengajar; mas Agus Santoso, mas Firman dan mas Yogi.
Sebagaimana layaknya di Indonesia kami langsung saja mengambil minuman botol Coffe Latte yang tampak menyegarkan. Ternyata teman-teman memeriksa dahulu bahan-bahan yang tertulis di botol tersebut yang memakai bahasa Jepang. Kesimpulannya minuman tersebut masih meragukan karena ada bahan yang belum jelas dan harus ada kejelasan dahulu. Beberapa kali kami mengambil minuman dan hasilnya kata teman-teman masih meragukan. Akhirnya kami dapat juga yang aman dan halal walau harus memilah dan memilih dahulu dengan selektif.
Begitulah keadaan di negri minoritas muslim dalam hal makanan dan minuman. Tidak semua orang mampu berhati-hati di dalamnya. Bahkan tidak sedikit yang meremehkan masalah halal haram ini sehingga mereka terjerumus mengkonsumsi yang haram atau minimal yang syubhat (masih diragukan).
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
[Al-Qur’an, Surat 2 Al-Baqarah, Ayat 168]
Kalau kita masih belum tahu kehalalan suatu produk dan masih meragukan bagi kita maka solusi terbaik dan jalan selamat adalah menghindarinya. Kita hanya mengkonsumsi yang telah jelas dan pasti kehalalannya. Menjauhi yang haram dan yang masih belum ada kejelasan halal haramnya yang disebut dengan syubhat atau meragukan.
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
(إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَات لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاس،ِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ).
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, namun di antara keduanya ada perkara yang meragukan (syubhat), di mana banyak orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi hal-hal syubhat, berarti dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang mendekati syubhat, berarti dia akan terjerumus ke dalam keharaman.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Setiap yang Allah halalkan pasti baik dan semua yang Allah haramkan pasti buruk.
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.
[Al-Qur’an, Surat 7 Al-A’raf, Ayat 157]
Beberapa restoran halal di Tokyo dan sekitarnya yang kami sempat mampir menikmati kelezatannya dan kami merekomendasikan adalah;
1. Samrat Curry House, di Takanawa-Tokyo.
2. Kuronjyou Chinese Halal Restaurant, di Kameido-Tokyo.
3. Sumiyakiya, di Nishiazabu-Tokyo.
4. Shinshu Sobadokoro Sojibo, di Odaiba-Chiba.
5. Naritaya Halal Ramen Shop, di Asakusa.
6. Restoran Halal yang terletak di lantai dasar Chiba Islamic Cultural Center.
Karena pentingnya masalah halal haram dalam hal makanan dan minuman inilah pada acara Workshop di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) Jepang, Ahad 03 September 2017 tema yang diangkat adalah “Fiqih Kuliner” dengan harapan setiap muslim memahami pentingnya mengkonsumsi yang halal dan bahaya mengkonsumsi yang haram agar menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi untuk diri sendiri dan keluarga supaya selamat dunia akhirat.
Alhamdulillah video rekaman acara Workshop tersebut sudah ada di YouTube dan bisa disaksikan ataupun di download melalui link berikut ini;
Semoga Allah jadikan kita semua hamba Allah yang ikhlas menerima syari’atNya dengan lapang dada sehingga tidak merasakan kesulitan atau keberatan dalam menjalankannya dan hidup menjadi lebih menyenangkan serta selalu mendapat ridhaNya di dunia dan akhirat, aamiin.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Abbas Ridwan Ketua Umum Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) sekaligus Kepala Bidang Politik KBRI Jepang yang sempat menemani kami dalam wisata kuliner halal ini, juga teman-teman yang sempat menemani kami; mas Agus Santoso, mas Firman dan mas Yogi, mas Yusuf dan mas Novan yang sudah mau menemani kami dengan penuh kesabaran dan kesetiaan. Jazakumullah Khaira Wa Barakallah Fiikum
Bersambung….
Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami