Pelajaran dari Perjalanan ke Jepang 2017; Istri Shalihah Memuliakan Suami (bag 9)
|Pelajaran dari Perjalanan ke Jepang 2017; Istri Shalihah Memuliakan Suami (bag 9)
Banyak terjadi kasus perceraian dalam rumah tangga penyebab utamanya karena istri bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri yang sama atau bahkan lebih besar dari penghasilan suami sehingga sang istri merasa bisa menghidupi dirinya sendiri dan tidak membutuhkan keberadaan suaminya lagi.
Kejadian seperti diatas banyak sekali kita dengar dan bahkan termasuk penyebab tertinggi perceraian dalam rumah tangga. Sungguh ironis dan tragis!
Sebelum melaksanakan pernikahan alangkah pentingnya diadakan daurah atau semacam training untuk menjelaskan tujuan pernikahan dan seluk beluk yang perlu diketahui oleh calon pengantin agar ketika menikah benar-benar telah faham tujuan dari pernikahan dan rumah tangga.
Pernikahan dan rumah tangga itu adalah ibadah yang di dalamnya lengkap semua rasa kehidupan; suka duka, tawa canda, sakit senang, tangis dan senyum. Semua ada dalam rumah tangga. Sebelum melangkah menuju pelaminan harus siap dulu dengan semua konsekuensi dalam mengarungi rumah tangga nanti.
Jangan membayangkan hidup berumah tangga hanya dari sisi enaknya saja, juga jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan pasangan hidup yang sempurna, karena semua itu hanya ada di sinetron saja, tidak di alam nyata, atau hanya ada di surga nanti.
Pada hari Sabtu 11 Dzulhijjah 1438 atau 02 September 2017 kami dari Tokyo menuju Nishi China ditemani oleh mas Yusuf dan mas Novan yang sabar dan setia menemani kami, Jazakumullah Khaira.
Hari itu kami jalan-jalan dulu ke beberapa tempat kunjungan wisata dan kuliner halal kemudian sore harinya ada kajian di Majelis Taklim Nishi China di masjid CICC (Chiba Islamic Culture Center) atau biasa disebut Masjid Nishi Chiba.
Kajian dengan tema “Menumbuh Suburkan Cinta dalam Rumah Tangga”, dimulai ba’da Maghrib sampai Isya’ kemudian setelah shalat Isya’ dilanjutkan lagi dengan tanya jawab dan ditutup dengan makan bersama di restoran halal yang terletak dibagian bawah masjid dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk menyambung tanya jawab lagi. Suasana sangat akrab dan penuh persaudaraan.
Kajian malam itu untuk ikhwan akhwat atau laki dan perempuan, namun peserta ibu-ibu lebih banyak dan lebih bersemangat dari bapak-bapak. Kasus merekapun sama, mempunyai suami asli Jepang yang ketika menikah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi setelah itu kurang mengamalkan ajaran Islam, bahkan jarang shalat atau tidak shalat lagi.
Alhamdulillah ada seorang ibu yang bernasib lebih baik dari yang lainnya, suaminya yang asli Jepang istiqamah dalam mengamalkan Islam juga anak-anaknya. Bahkan mereka sekeluarga rajin berdakwah mengajak manusia kepada Allah dan kebahagiaan abadi di surga nanti.
Ibu ini istimewa. Beliau contoh istri shalihah. Masya Allah Tabarakallah.
Beliau bekerja dan suaminya tidak bekerja. Karena sang suami tidak bekerja maka sang istri bagi-bagi tugas dengan suaminya dan setiap mendapatkan gaji, langsung diberikan kepada suaminya karena suaminya telah mengijinkannya bekerja, kemudian suaminya menjadikan uang itu sebagai nafkah untuk istri dan anak-anaknya. Subhanallah! Allah Maha Kuasa!
Inilah istri yang memuliakan suami dan menjadikan suami merasa tersanjung!
Suami yang tidak bekerja dan tidak berpenghasilan merasa memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya padahal uang itu adalah hasil kerja istrinya. Sungguh istri yang cerdas! Semoga Allah menjaganya dan menjaga rumah tangganya, aamiin.
Sang istri menyerahkan gajinya kepada suaminya untuk memuliakan suaminya agar merasa memberikan nafkah. Ini cara cerdas patut ditiru dalam kasus yang sama. Pada akhirnya uang itu juga kembali lagi kepada istrinya dan anak-anaknya. Masya Allah Tabarakallah!
Mari kita belajar lagi tujuan dari hidup berumah tangga dan bahwasanya rumah tangga itu adalah ibadah yang di harapan mengantarkan semua keluarga menuju surga Allah, sehidup sesurga, aamiin.
Allah berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
[Al-Qur’an, surat 30 Ar-Rum, ayat 21]
Ayat diatas berbicara tentang diantara tujuan pernikahan, yaitu agar mendapatkan sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta) wa rahmah (kasih sayang) atau SAMARA.
Syarat utama agar mendapatkan SAMARA dalam kehidupan berumah tangga adalah memahami arti dan tujuan berumah tangga serta masing-masing suami istri memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya. Intinya, permasalahan apapun dalam rumah tangga harus diselesaikan dengan tunduk kepada aturan dari langit, wahyu Allah, Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mencontoh rumah tangga Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam. Insya Allah pasti rumah tangganya SAMARA, Sehidup Sesurga, aamiin.
Bersambung…
Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami